Setelah beberapa waktu lalu saya memuat profil band barat kali ini tentang profil band indonesia yaitu Jikustik. Jikustik dikenal sebagai band yang menyajikan lagu easy listening dengan lirik-lirik romantis yang sederhana. Mereka beridiri di Jogjakarta pada tanggal 26 Februari 1996 yang beranggotakan Pongki Barata (vokal, gitar), Aji Mirza Hakim (bass, vokal), Ardy Nurdin (gitar, vokal), Adhitya Bhagaskara (keyboard) dan Carolus Liberianto (drum).
Awal berdiri sebenarnya mereka bernama G-Coustic, dimana huruf "G" diambil dari nama radio Geronimo FM yang punya peran penting dalam berdirinya band ini, sedangkan Coustic berasal dari kata acoustic. Geronimo FM memiliki sebuah program radio bertajuk G-indie yang mendukung band-band independen untuk memperdengarkan karya mereka pada pendengar. Dari sanalah dua lagu Jikustik berjudul "Berdua Lagi" dan "Seribu Tahun Lamanya" mulai dikenal warga Jogja.
Tahun 1999 G-Coustic meliris album indie "Bulan Di Yogya" yang menjadi langkah awal mereka di dunia musik Indonesia. Album tersebut berisi 8 lagu. Album itu di produseri oleh Woodel's Production, yang akhirnya mempertemukan G-Custic dengan Warner Music Indonesia. Di bawah naungan Warner Music Indonesia, mereka meluncurkan album perdana berjudul Seribu Tahun, sekaligus memperkenalkan diri sebagai Jikustik. Album ini memiliki beberapa hits seperti "Maaf", "Seribu Tahun Lamanya", "Saat Kau Tak Disini (SKTD)", dan "Kau Menghilang". Setahun kemudian dibuat album edisi khusus "Seribu Tahun" dengan tambahan dua lagu baru yaitu "Setia" dan "Jangan Pernah Kau Layu". Album edisi khusus "Seribu Tahun" ini mampu terjual hingga 600.000 copy.
Pada 5 Juni 2002, Jikustik merilis album kedua mereka "Perjalanan Panjang" di Planet Hollywood, Jakarta. Album kedua ini berisi 12 lagu terbaik karya mereka. Beberapa lagu dari album kedua ini sempat menduduki posisi teratas pada chart beberapa radio di tanah air, antara lain "Tak Ada Yang Abadi", "Pandangi Langit Malam Ini", "Menggapaimu", dan "Akhiri Ini Dengan Indah".
Jikustik mengeluarkan album ketiga mereka bertajuk "Sepanjang Musim" pada 13 Oktober 2003. Dalam album ini terdapat 10 lagu dalam format kaset dan 11 lagu untuk format CD. Tak berbeda dengan album sebelumnya, beberapa lagu dalam album ini mampu menduduki tangga lagu tanah air, seperti "Untuk Dikenang", "Tak Pantas Untukmu", "Ini Bukan Kesalahan", dan "Samudera Mengering". Lagu "Aku Dan Dunia" menjadi Original Sound Track (OST) dalam sinetron 'Buce Li'. Dalam minggu perdana peluncurannya, album "Sepanjang Musim" mencatat penjualan 150.000 copy.
Album keempat Jikustik "Pagi" dipublis ke pasaran tanggal 4 November 2004. Unsur akustik mendominasi album ini, seperti lagu "Pergi Tanpa Pesan", "Pulanglah Padanya", "Aku Pasti Mencarimu", "Lelaki Yang Tersisa", "Sudah Terjawab", "Melawan Kesepian", "Kawan Aku Pulang", "Akupun Menunggu", "Aku Percaya Padamu", dan "Lagu Sedih". Dalam album ini terdapat 14 lagu dalam dua format yaitu kaset dan CD, masing-masing berisi 12 lagu dengan bonus track yang berbeda satu dengan lainnya. Satu tahun kemudian, Jikustik merilis album "Kumpulan Terbaik". Selain berisi kumpulan lagu-lagu terbaik dari album terdahulunya, juga disuguhkan 3 lagu baru. Salah satu di antaranya berjudul "Aku Datang Untukmu" ciptaan Pongki yang dinyanyikan Jikustik featuring Lea Simandjuntak.
Album keenam Jikustik, "Siang" yang merupakan kelanjutan trilogi "Pagi" dirilis pada tanggal 8 Desember 2006. Album ini berisi 11 lagu, dengan lagu andalan "Puisi" karya Dadi. Dan pada tahun 2007 Jikustik merilis album yang terakhir adalah album teranyar yaitu "Malam". Yang menjagokan hits "Selamat Malam". Lagu ini sedikit berbeda dengan lagu-lagu Jikustik yang lain, karena ada unsur disco di lagunya terkesan lagu yang bersemangat.
0 komentar:
Post a Comment